Tak Selalu

         Kreeeek. Bunyi pintu yang dibuka itu mengagetkan seluruh murid di kelas, termasuk aku. Kelas yang tadinya riuh menjadi sepi. Mr. Kuyoshi melangkah masuk sambil menuntun seorang anak yang sangat cantik. Rambutnya kuning berkilau dan panjang, dengan sepasang mata biru langit dan kulit putih mulus. Dia memakai seragam sekolah baru yang lebih lengkap—memakai dasi—dari kami semua.

          “Inilah teman baru kalian. Namanya Melinda Fumai. Ayahnya Jepang dan Ibunya Inggris. Sungguh perpaduan yang indah, bukan? Nah, panggilannya Linda. Linda, beri salam pada teman-temanmu yang baru.”kata Mr. Kuyoshi.

          “Selamat pagi. Namaku Melinda Fumai. Aku lahir di Inggris. Sampai umur 9 aku tinggal disana. Lalu, aku pindah kesini. Ke Jepang. Aku harap aku diterima disini.”dia membungkuk.

          “Dia kelihatan bagai bidadari dari kayangan,”bisik Fuko, sahabatku.

          “Aku tahu. Gimana kalo dia duduk diantara kita? Kursi kita panjang dan mejanya pun luas.”usulku. Fuko sangat setuju.

          “Nah, kau mau duduk dimana?”Tanya Mr. Kuyoshi pada Linda.

          “Disebelahku saja!!!”teriak Fuko sambil berdiri. Anak itu tersenyum dan membungkuk sambil berterimakasih. Dia melangkah dan duduk ditengah-tengah aku dan Fuko.

          “Ms. Harumi sakit. Selama 1 jam ini kalian tidak melakukan apa-apa. Silahkan berkenalan dengan Linda.”Mr. Kuyoshi pergi keluar kelas dengan wajah sok wibawa.

          Meja Fuko dan aku langsung dikerubuti teman-teman. Mereka ngobrol dengan Linda, menyalaminya, terkagum-kagum akan kecantikannya, dan lain lain.

          Linda kelihatan susah menghadapi teman-teman. Aku dan Fuko memilih menyeretnya keluar untuk menyelamatkannya dengan alasan ke toilet. Di toilet…

          “Terimakasih! Aku pusing menghadapi teman-teman kalian… fiuh,”Linda mengibaskan rambut panjangnya. “oya, aku belum mengenal kalian.”

          “Aku Misaki Haku, Misaki, dan ini sahabatku Fuko Kirisaki.”ujarku.

          “Ooh. Ya sudah, cepat antar aku ke kantin!”seru Linda ketus. Aku sangat terkejut. Tadi dia sangat baik dan seperti bidadari, sekarang dia tampak seperti hantu perempuan yang dikelilingi api roh-roh.

          Fuko tampak kaget juga, tapi dia dapat mengatasinya.”oke… ayo ke kantin,”dia menarikku dan Linda.

          Di kantin…

          “Bu Nami, ini teman baru kami, Linda,”aku mengenalkannya pada Bu Nami, pemilik kantin yang kelihatan terpesona.

          “Anak yang sangat cantik! Kamu mau pesan apa, dear?”

          “Mmm… aku ingin pudding tak berkolestrol dan berlemak, lalu… jus apel segar. Tolong?”pintanya semanis mungkin. Bu Nami segera memberikan pesanannya.

          “Terimakasih. Berapa biayanya?”Tanya Linda sambil merogoh sakunya.

          “Satu setengah pound.”kata Bu Nami. Ya ampun, murah sekali!! Linda segera membayar dan menghabiskan makanan dan minumannya.

          “Gluk gluk…. Nah, terimakasih Bu Nami. Dah,”dia menyeretku dan Fuko entah kemana sehabis meneguk dua kali jus apelnya. Rupanya koridor.

          “Teman-temanku yang seperti alien buluk, aku jijik semeja dengan kalian. Bisakah aku semeja dengan Yanagi dan Shiro yang modern, trendi, kaya dan keren serta terkenal? Kuanggap ya.”dia melenggang pergi dengan angkuh setelah menyemburkan kata-kata itu.

          Aku dan Fuko melongo. Aku menariknya dan emnamparnya, lalu menarik Fuko dan pergi menuju kelas. Kudengar dia memekik, “oh, pipiku yang lembut, putih dan mulus, ditabrak tong sampah!! Iiiikh!!!”

          Huuuh!!!

 

 

          Di kelas, Fuko langsung memakan extrafoodingnya dan berusaha melupakan kejadian tadi dengan bercanda dengan Mari. Sementara aku ditarik Yanagi ke pojok kelas.

          “Misaki, aku bawa coklat silverqueen dua batang, sebungkus permen rasa mint untuk orang terkenal dan tiga cotton candy.”

          Hah…?? Sepertinya dia akan merayuku sesuatu. “bisa langsung ke pokok pembicaraan?”ujarku.

          “Aku akan memberikan itu semua padamu dan Fuko kalau Linda boleh duduk bersamaku dan Shiro. Aku tahu kamu begitu menginginkan permen rasa mint untuk orang terkenal itu.”

          Tanpa berpikir panjang, aku setuju. Yanagi memberikan plastic berisi barang-barang yang ia janjikan.

          Ketika mengemut permen mint itu, yang dirasakanku adalah hawa pohon pinus. Lalu, baru cairan mintnya keluar. Sungguh enak! Setelah setengahnya kubagi dengan Fuko dan emnceritakan bahwa Linda akan pindah meja dengan aku dan dia, Fuko kelihatan lebih gembira. Dia membaca buku pinjaman Ran sambil mengulum permen mint terkenal-nya.

          Aku memberitahu Linda ketika dia datang ke kelas bahwa dia dan aku tak semeja lagi. Dengan sok anggun dan sombongnya, dia mengambil tasnya dan menaruh tasnya diantara Shiro dan Yanagi.

          Esoknya…

          Yanagi berlari menuju ke arahku. Dia menenteng sebuah tas mini berwarna hijau muda. Apalagi, nih..??

          “Misaki!! Ambil kembali Linda, please! Dia berlagak seorang ratu dan menyuruhku ini-itu dan bersikap bagai dewi dari kayangan begitu bertemu orang lain! Kuberi kau Barbie terbaru, keluaran luar negri lengkap dengan lima stel pakaian, tas dan sepatu. Please?”

          Aku menggeleng yakin. Yanagi kelihatan kecewa. Wajahnya yang cantik dan putih mulus jadi muram.

          “Bilang saja ke yang lain.”maka Yanagi bilang ke tamnku yang lain.

          Esoknya, terdengar kabar Linda pindah meja. Esoknya juag iya. Lalu esoknya lagi dan seterusnya.

          Akhirnya, Linda dipindahkan ke kelas sebelah. Dia sudah mendapat teman baru yang sama-sama sombong.

          Fiuh, ternyata penampilan bisa menipu. Belum tentu paras yang cantik berisi hati yang cantik pula. Selama Linda ada, aku merasa mendapat hikmah. Makasih, Lind!

Cerita tentang ‘nyamuk’

 

Pada suatu hari di sebuah desa yang orang-orangnya makanan sehari-harinya adalah nyamuk…

          “Nani, mana pai nyamukku..??”Tanya Mai, kakak Nani. Dia selalu memperlakukan adiknya semena-mena. Nani, adiknya yang harus selalu menurut pada kakaknya menjawab,

          “Sebentar kak….”

          Memakan nyamuk? Aneh banget, kan..?? Tapi, orang-orang disana tak ada yang suka makan apa pun kalau tidak dengan nyamuk. Kedai disana menyediakan sup nyamuk, jus nyamuk, pai nyamuk, pizza mozanyamuk, mosquito coffee, tumis kangkung+nyamuk, kue dadar plus nyamuk, nyamuk panggang, pokoknya segala-galanya ada nyamuknya!

          Tapi, gadis bernama Nani, tidak suka nyamuk. Dia merahasiakan hal ini karena kalau orang lain sampai tahu, dia akan dibuang dari desanya. Nani akan memberi kucingnya, Fiffy, nyamuk ketika orang lain lengah. Wah wah wahh, ternyata hewan juga suka makan nyamuk!!

          Nani tak pernah melihat nyamuk selain di peternakan nyamuk. Jadi, tidurnya nyaman-nyaman aja, nggak bakal diganggu nyamuk.

          “Nani!!!”panggil Danya, teman Nani, begitu Nani keluar rumah.

          “Danya!”Nani mendekati Danya. Danya sedang bermain dengan serangga-serangga di halaman Nani yang berumput.

          “Kenalkan, ini Felix si ulat gendut, Nolli si kepik, Kut-kut si cacing dan Waa-waa si laba-laba. Teman-temanku sayang, ini Nani, temanku.”kata Danya.

          “Oh, sudahlah, Danya! Kita main boneka, yuk!”

          Danya mencibir. “aku nggak mau ngomong ama kamu sebelum kamu salaman dan menyapa teman-teman kecilku ini.”Nani menghela nafas. Dia mengelus setiap serangga yang ada di tngan Danya dan menyapa mereka semua, “hai teman-teman kecil…”

          Danya melepaskan teman-teman kecilnya dengan asal dan menarik Nani menuju rumahnya. “aku baru ingat bahwa ibuku memasak ice cream with mosquito jam!! Enaaaak, banget! Kamu boleh makan sepuasnya!”Nani menelan ludah ketika sudah masuk rumah Danya.

          “Oh, Nani! Ibu memasak ice cream dengan selai nyamuk lo! Danya pasti sudah menceritakannya padamu! Yuk kita makan bersama! Ibu kesepian karena hanya ada Danya dan Ibu. Mike dan Dudung sekolah, sementara ayahnya kerja.”sambut Ibu Danya gembira. Beliau membawa sebuah mangkuk besar berisi es krim.

          Nani sudah duduk di kursi, mengelilingi meja bersama Danya dan Ibunya. Es krim itu sangat menjijikkan, iuuukh!! Jika aku bertemu makanan menjijikan ini lagi, aku bersumpah akan menolaknya, tak peduli apa pun, rutuk Nani dalam hati.

          Es krim itu berwarna putih. Kelihatan sangat lembut dan sejuk, ditambah cherry dan choco chips. Oh, rupanya ada krim busa dan dua potong kiwi! Tapi, ada selai yang menumpuk dan berwarna kelabu. Dan Nani tahu itu SELAI NYAMUK!!!

          Nani menghela nafas. Dia tidak akan sanggup makan nyamuk. Dia pun memutuskan memberi tahu Ibu Danya dan Danya sendiri rahasia besarnya.

          “A…. aku nggak suka nyamuk, maaf….”

          Anehnya, ekspresi Ibu Danya dan Danya biasa saja. “oooh….. sudahlah, jangan takut  akan diusir dari desa ini, sayang… semua orang juga dulu sepertimu. Coba dulu deh!”

          Takut diusir, Nani menyuap sedikit es krim itu. Matanya membesar.

          “Waaah, enaaaak!!!!”Nani mulai menghabisi es krimnya.

          “Aku ralat janjiku, ketika aku bertemu segala-gala makanan yang ada nyamuknya, aku akan langsung melahapnya! Hee hee.”kata Nani dalam hati.

          Iuuukh, nyamukk…????

Ramadhan tiba!

Ramadhan tiba, horee! ini Bulan paling suci. dimana pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, setan2 dirantai, dan pahala dilipat gandakan….

Tapi… Mohon maaf lahir batin yaa… kal0w ada sallah…

maaf juga kal0w bl0gqu ini masih banyak yang kurang…

semoga dapat menjalani puasa dengan ringan dan gembira… moga2 dapat pahala banyak supaya masuk surga.

amiiin yaa robbal aa lamiin…

Bella

My Friends

salsa naik kereta gantungAku punya teman seperti kebanyakan orang.

Ada Salsabila Afifah(Salsa) yang suka makan dan usil kayak aku, Salma Zahra Fadiyah(Salma) yang cerewet(maaf ya ma! hi hi), Naura Hanifa Tunnisa(Fafa) yang suka baca buku&suaranya bagus dan tegaaaas banget, Fatimah Azzahra(Ka Ifat) yang centil dan gampang marah,

Ratu Siti Marifatunnisa(Ratu) yang tinggiii banget karena punya restoran dan pede abizz, Alief Wiraguna Aseran(Alief) yang suka ngasih sosis tapi pake syarat ke aku sama salsa, Farhan Taufik Arahman(Ka Farhan) yang jago masak ngelebihin anak perempuan di kelasku, Dany Faqih Naufal(Dany) yang jagooooo banget dan cinta komputer,dan Arya Rana Manggala Tirtayasa(Habibi)yang sukanya ngeledek aku.

itu teman2qu di kelas5, waktu kelas 3 ada lagi siih, namanya Fadli Rahman Al-Ghifari(Ka Agi) yang suka gali emas(tau gak artinya? hihi :-P)

dan Maryam Nabila Ulil Albab Faturrahman(Ka Maryam)yang sekarang udah di pesantren di jawa. Kak Maryam dulu sahabatku, tapi aku jarang kebagian kelompo ma dia kalo pembagian kelompok, tapi sejak aku sahabatan ama salsa(yang udah sahabatan dari playgroup) dan salma, aku selalu ngeharapin dapat kelompok dengan Salsa setiap epmbagian kelompok kalau dikocok, dan seringnya aku sama salsa!!

aku pasti akan jadi so bad tanpa teman.. apalagi tanpa keluarga!!

KISAH PERAMAL

                             Oleh Bella 

 

Ada seorang peramal di kota Murry bernama MAURA. Dia sangat terkenal karena ramalannya selalu tepat. Pada suatu hari…

          Seorang wanita yang sangat jelek merasa sedih karena belum ada yang meminangnya, padahal umurnya sudah hamper tiga puluh dua tahun. Dia pun datang ke tempat Maura dan mengadu.

          “Biar aku lihat bola kristalku dulu!”seru Maura di ruangan meramalnya yang mistis depandangnya lekat-lekat bola kristal hitamnya.

          “Kamu ingin jodohmu datang sesegera mungkin!!! Baiklah, aku akan membuat ramuan yang membuat dirimu cantik supaya banyak yang meminangmu!!”Maura berjalan emnuju kuali besarnya dan berkata, “MY MAGIC POT, LET’S MAKE MAGIC!”lalu dia mengambil beberapa botol ramuan yang warnanya pekat semua.

          Maura mengatakan mantra mantra yang aneh sambil menuang setengah dari isi semua botol itu. Diaduknya kualinya dengan sendok ajaibnya. Lalu, diambil sebuah gelas bbening dan diisinya dengan air dari kuali itu.

          “Minumlah air ajaib ini!!”serunya sambil menyerahkan gelas itu pada si wanita yang wajahnya pelan-pelan mulai berubah setelah meneguk habis isi gelas itu.

          “Terimakasih Maura. Aku dapat berkeliling dengan gembira habis ini.”kata wanita itu riang smabil keluar dari ruangan Maura. Keesokan harinya, Maura mendapat undangan pernikahan si wanita yang dibantunya dan seorang lelaki. Maura datang.

          Maura menjalani hidupnya seperti itu hingga umur 74 tahun. Dia mulai keriput dan capai. “sebelum aku tak ada disini lagi, aku harus mencari penggantiku dan mengajarinya!”pikir Maura. Dipilihnya seorang gadis yang gagap yang tidak memiliki orangtua dan dijauhi di kotanya dan gadis itu bernama Peg. Peg sangat ulet dalam belajar.

          Maura mulai mengajari Peg bermacam-macam hal. Peg sangat rajin belajar dan dia mencerna segala yang diajarkan Maura dengan baik.

          Maura sangat terharu melihat keuletan Peg. Dia lalu hendak memberinya reward karena keuletannya. Diberikannya sebotol ramun yang isinya berwarna hijau dan kental.

          “Ini hadiah dariku karena kamu rajin, Peg. Minumlah! Ini tentu saja tidak beracun!”perintah Maura. Peg pun meminum ramuan itu. Diteguknya perlahan-lahan karena rasanya pahit dan kental seperti ingus. Lalu, dia bergumam,

          “Tuanku Maura, kalau boleh saya berkomentar, ramuan tadi rasanya menjijikkan.”lalu dia tersentak. Maura tersenyum.

          “A.. aku tidak gagap lagi!! Oh tuanku Maura, anda sangatlah baik!!”dia pun memeluk Maura. Maura sangat senang karena Peg juag senang. Kini, Peg tak dijauhi oleh warga lagi.

          Tiga hari setelah kejadian itu, Maura meninggal. Peg yang pertama melihatnay langsung bercucuran air mata, lalu dipanggilnya warga sekitar. Warga segera memandikannya, mengkafaninya dan menguburnya. Semua warga, termausk Peg dirundung kesedihan karena selama ini Maura sangat baik, ramah dan mau meramal secara gratis.

          Peg kini menjadi peramal yang terkenal. Seperti Maura. Dan dia selalu mengenang Maura agar tidak memberi harga saat meramal dan untuk membuatnya selalu berjuang demi Maura.

UDANG DAN AYAM

Oleh Bella 

            Ada kerajaan udang yang bernama MUKOLU di sungai Kollu. Isinya udang-udang yang berbahagia dan hidup sejahtera. Pada suatu hari, Dangi dan Dangu, sepasang udang yang bersahabat tengah berenang-renang di sungai dengan asyik hingga…

 

            “Ptok, ptok, ptok!!”terdengar sebuah suara dari kejauhan. Dangu dan Dangi merasa terkejut.

            “Ngi, pasti itu ayam!!”bisik Dangu pada Dangi yang ketakutan.

            “Iya ya, pasti itu ayam!! Dengar aja suaranya… hii, aku takut, Ngu… nanti kita pasti dimakan!”Dangi bergidik ketakutan. Sepasang sahabat itu berpelukan karena merasa takut. Merasa tak ada gunanya berdiam diri dan tahu bahwa si ayam semakin mendekat, Dangu dan Dangi segera berlari-lari dan ketika sampai di daratan…

            “Ptok ptok ptooook!!”Dangu dan Dangi merasa kaget karena didepannya berdiri seekor ayam.

            “Hwaaaa!!”jerit Dangi dan Dangu.

            “Hei, jangan berisik dong! Jangan takut juga ya,”kata si ayam. “namaku Mican. Kalian siapa..??”

            Dangu dan Dangi merasa si ayam baik dan tak bermaksud menyantap mereka seperti kebiasaan ayam di kampung mereka. Maka, mereka menjawab berbarengan,

            “Maaf yaa Micaan!! Nama kami Dangu dan Dangii!!”

            Mican mengajak mereka bermain di sungai. Dangu dan Dangi setuju. Mican mengusulkan pendapatnya.

            “Gimana kalau kita main petak umpet? Aku yang jadi, terus kalian berdua nyumpet, tapi dibawah air aja ya! Jangan yang dalam-dalam, nanti aku tenggelam. Nanti aku angkat kalian dengan mulutku lalu kutaruh di daratan!! Kalian nggak mau kan aku tenggelam..??”Dangu dan Dangi setuju.

            “Satuu, duaa, tigaa…”Mican mulai menghitung sampai 10. dangu dan Dangi segera berlari masuk ke air.

            “Hihihi, dia pasti kesusahan nemuin kita!! Eh, berpencar aja ya!!”kata Dangi. Dangu setuju. Dangi berada di air yang dalamnya sekitar empat centimeter, sementara Dangu berada di air yang dekat Mican.

            “Hihi, akan langsung kupatuk mereka berdua!!”kata Mican yang tak jauh dari Dangu. Dangu yang mendengarnya merasa terkejut. Dangu sadar bahwa niat Mican yang sebenarnya bukan bermain-main dengan mereka, tapi untuk memakan mereka! Aku harus menyelamatkan Dangi!! Pikir Dangu. Dia langsung berlari kencang. Mican melirik kea rah Dangu. Dikejarnya Dangu.

            “Dangi, Mican itu jahat!! Cepet pegang aku!!”seru Dangu ketika melewati Dangi. Dangi melihat ke arah Mican yang berlari-lari dengan susah payah dan ganas. Dangi segera ikut berlari bersama Dangu. “kita ke tempat yang dalam,”bisik Dangu. Mereka berlari dan akhirnya sampai di air yang dapat menenggelamkan Mican. Untung mereka dapat bernapas didalam air. Mereka berhenti bergerak.

            “Heeei!!!”seru Mican. Matanya sangat tajam. Dia dapat melihat Dangu dan Dangi berhenti berlari. Dia pun melompat untuk menerkam Dangu dan Dangi. Tapi dengan sigap Dangu dan Dangi berlari menuju daratan. Mican pun kesal, tapi dia sadar bahwa dia berada di tempat yang dalam. Ketika hampir tenggelam, dia berteriak-teriak. Tapi Dangu dan Dangi tak peduli. Ketika sampai di kerajaan udang, mereka bicara pada ayah-ibunya tentang kejadian tadi. Ibu menunjukkan selembar kertas yang bertuliskan Menjauhlah dari ayam yang bernama RAOR, MICAN&POKKY. Mereka sadar bahwa ayam-ayam itu adalah binatang yang jahat. Mereka pun lebih was-was dalam memilih teman.

 

TIDAK ENAK JADI ANAK PEREMPUAN

anak1.jpg

Oleh Tias Tatanka

Nama putri sulung kami Nabila Nurkhalishah Harris. Papahnya pingin ada “Siti” di antara Nabila dan Nukhalishah. Papahnya ingin nama putri kami Nabila Siti Nurkhalishah seperti nama penyanyi asal Malaysia itu. Kami memanggilnya “Bella”

Pada suatu ketika saya dibuat takjub dengan pernyataan putri sulung saya, Bella (lahir 6 Februari 1998 di Serang, kelas 3 Antartika SD  Peradaban Serang) tentang tidak enaknya menjadi anak perempuan. Meskipun dia berpendapat dari sudut pandang anak kecil yang baru berusia tujuh tahun, tapi bagi saya hal itu harus diluruskan. Tentu saja penyampaiannya dengan bahasa dan logika anak-anak. Inilah yang sulit. Baca lebih lanjut

HAPPY BIRTHDAY INDONESIA!!

bellacrystal-3.jpgTak terasa, negri kita yang turut dibangun para pahlawan, pejuang kemerdekaan bangsa kita, Indonesia, sudah berumur 63 tahun… alhamdulillah karena masih berdiri tegak walau isinya korupsiiiii.

Indonesia sebenarnya kaya akan hasilnya. tau nggak, bali adalah pulau terindah di dunia..?? terus, di Papua, ada banyak emas. kekayaan hasil lautnya, mantappp lagii!!! mungkin banyak yang tak menyadari itu…

tapi entah kenapa, negri kita yang harusnya makmur, malah makin terpuruk. para koruptor berkembang biak dan mengembangkan senyum termanisnya. orang-orang miskin bergelimpangan. kasus pencurian, pembunuhan, dan lainnya tersaji pada negri kita yang padahal sudah susah payah dibangun para pejuang. mereka rela mengorbakan segenap jiwa raga mereka. walau mereka yakin darah mereka suatu saat akan menetes di sana saat perang.

para calon-calon pemerintah mengutarakan janjinya yang hampir sama sekali tak ditepati sambil mengangkat tangan dan berseru, “merdeka! saya berjanji akan membangun Indonesia menjadi makmur dan sejahtera! hidup!!!”sambil mengulum senyum yang mungkin akhirnya menjadi senyum koruptor.

dimana indonesia yang makmur dan sejahtera.???

kita dapat turut membangun Indonesia dengan menuangkan prestasi. dengan dirgahayu RI yang ke 63 ini, semoga Indonesia menjadi negri yang makmur dan sejahtera. amin…

dan jangan lupa berdoa untuk Indonesia.

MY BLOG, O MY GOD!!

aku dah punya blog..!!! ya ampun… gak kerasa, dech… akhirnye punye blog juge.. hehe..

alhamdulillah… ya allah, engkau beri aku kesempatan membuat blog… moga-moga ni blog keren, bagus and cantik kayak yang bikin… ceilaaa 🙂 🙂 :-D, amin dah…

ngng, blogku sayang, tau nggak, aku dapat royalti yang gede banget!! 4 juta… alhamdulillah…. aku mau zakat ah… tapi, besok papa ultah… apa beli kue tar aja ya… 🙂

kamis, 14 agustus 2008

cerpenku-Pasar Malam di Tokyo

Namaku Hikari Akai. Umurku sepuluh. Panggil aku Hikari. “Hikari, kimono pesananmu sudah datang!”seru Tama, adikku. Kimono indahku sudah datang! Run.. run… run… o me gosh!

Benaaar!! Sebuah kimono berwarna pink dengan motif bunga sakura tampak indah menggantung dengan gantungan baju di lemari. Kimono tiu terbuat dari sutra yang mahal, dan itu dibelikan paman Ari di Taiwan!!! “Aku dapat selop dan VCD Power Ranger, lho, kaak!!”kata Tama yang muncul sambil memeluk sebuah bungkusan berukuran sedang. “di surat paman, paman menulisnya.”

“Ada amplop juga kok buatmu. Ini diaa,”ibu merogoh sakunya dan menyerahkan sebuah amplop putih. Untuk keponakan Paman, Hikari Hai sayang, bagaimana kabarmu…? Paman sangat merindukan kamu, saudara-saudaramu, semuanya deh. Heheeee… Tante Eri sebagai istri paman sangat paman rindukan…. 🙂 Paman menumbuhkan jenggot dan kumis lho… hihi, lucu deh. O iya, paman jadi gendut karena makanan Taiwan menurut paman sangat enak..!! mungkin enam bulan lagi, paman akan pulang dan mampir ke rumahmu. Ibumu mengirim surat tentangmu yang ngambek gara-gara nggak punya kimono baru. Kebetulan, apartemen yang paman tinggali ada took khas Jepangnya. Paman akhirnya membeli empat kimono. Satu untuk ibumu, tante Eri, untukmu dan untuk Nenek Hajima. Lalu, dua tamiya untuk Ashi dan Rumi, lima selop untuk adikmu, Rumi, Ashi, ibumu dan Tante Eri..!!! serta dua VCD Power Ranger untuk adikmu dan Ashi. Semoga kamu senang, yaaa… kamu kan udah punya selop yang sangat indaaah, jadi, maaf ya ga paman beliin… Nanti mampir kesini yaaa… Paman Ari. PS: kimonomu sangat mahal dan terbuat dari sutra, tapi nggak pa-pa untuk ponakan paman yang waktu itu telah setia melewati hujan deras berguntur dan berpetir untuk menemui paman di tempat main mahjong, mengantarkan payung sampai kau flu berat esoknya….

“La la laa,”sorakku.

“Sayang, kau akan memakainya di pasar malam besok..??”Tanya ayah.

Aku mengangguk bangga. “Pasti Azumi, Iza dan Asuko kagum pada kimonoku yang baru ini,”pikirku riang.

“Aku dibelikan kimono baru berwarna biru dengan hiasan awan-awan putih. Mahal, lho!”pamer Iza. “dan aku juga membeli selop baru serta konde dan tusuk rambut, serta beberapa anting. Hebat, kan..??”seperti biasa, dia sok kaya. “Aku tetap memakai kimono lamaku. Hanya saja, nenek memberi konde lamanya untukku. Selopku tetap selop biasa… fuuh,”keluh Asuko. “Huh, kamu orang miskin, sihh,”kata Iza sombong. Semua orang sudah terbiasa dengan sikap Iza yang sombong dan suka merendahkan orang lain. “Aku membeli kimono baru tadi malam bersama mama, papa dan Riina, tapi kuberi pada Furai, tetangga kami yang sangat-sangat miskin dan tidak pernah memiliki kimono sepanjang hidupnya. Jadi, aku tetap memakai kimono lamaku.”kata Azumi tanpa rasa sombong, seperti biasa. “Aku dibelikan Paman Ari yang ada di Taiwan kimono baru yang sangat indah, walau selopku tak baru,”kataku. “Kimonoku sangat lembut dan halus, ringan lagi. Bahannya bagus! Kualitasnya juga,”kata Iza dengan nada teramat sombong. “Kimonoku dari sutra!”seruku kesal. Iza menyebalkan sekaliiiii!!! Jeritku dalam hati. Iza jelek sombong aneh laaah, temen setaaaan, rutukku dalam hati. Iza tertegun, lalu segera berbalik marah dan berjalan tegas sambil ngedumel, “dasar Hikari jelek, sombong!!!” “Kamu yang sombong!!! Cih, males temenan ama kamu!”jeritku sambil berjalan pergi dengan marah, menuju warung teh Bu Sakki untuk meminum secangkir teh hijau hangat yang pasti akan menentramkan hatiku. “Tujuh yen, ya bu. Uangnya pas.”aku menaruh tiga koin yang berjumlah tujuh yen di meja Bu Sakki karena aku ketagihan minum teh hijaunya, dan ada mochi! Aku membeli sekotak mochi dan aku minum tiga cangkir teh hijau hangat sambil ngadu ke Bu Sakki tentang Iza yang sombongnya keterlaluan, dan Bu Sakki hanya berkata lembut dan perlahan, seolah menasehati, “Ibu nggak terlalu ngerti Iza, tapi Ibu cukup bersimpati padamu dan kita semua tahu Iza sangat sombong, jadi sabar saja”. “Oke. Sebaiknya kamu segera masuk kelas karena lima menit lagi, pelajaran IPA akan mulai dan kamu boleh pulang, sayang,”kata Bu Sakki sambil mengambil cangkir bekasku. Aku berlari menuju kelas karena puas, soalnya aku udah curhat gitu dan itu mendinginkan hatiku… ceilaa. “Akai, Yuza membawa kue yang cukup besar diolesi krim coklat dengan selai strawberry di taman sekolah!! Aku mengambil empat potong kue.. yummy! Cepatlah sebelum kehabisan, dan itu jelas banget buatan maminya,”kata Xaisi Uzai, anak blasteran Filipina yang bertubuh gendut dan pipinya chubby(baca:cabi) sambil berlari riang menuju warung teh Bu Sakki. “Mami Yuza selalu membuat kue yang enak rasanya. Tak ada salahnya aku kesana dan mencoba sepotong kue dan makasih atas infonya, Xaisi!”aku berlari menuju taman sekolah. Yuza duduk di bangku, dirubungi anak-anak yang ingin mencoba kuenya. “Yuzaaaaaa!!!”seruku. “aku mau sepotong kuemu…!!”Yuza menoleh dan melambai, lalu berteriak. “Okeeee, Hikarii!!! Pastiii!!!”aku pun mendekatinya setelah menyingkirkan anak-anak yang merubung dan aku duduk di dekat Yuza. “Aku merasa lebih terhormat jika kau ambil lebih dari sepotong sih, sebenarnya. Ellen Mackerell, gadis berkacamata besar yang baru pindah sebulan lalu—mungkin kau tak kenal, dia nggak supel—memesan empat potong kueku…!! Kau lebih tidak terhormt lho—hanya kuperingatkan—dari anak aneh itu jika kau memakan kurang dari empat atau empat. Zioko dan Fuko menyerah, mereka hanya sanggup masing-masing makn tiga!!! HAHAHA!!”tawa Yuza sambil memberikan sepotong kuenya padaku, dan langsung kulahap habis. Enaaak!! “Mungkinkah aku dapat satu-dua potong lagi..??”tanyaku ketagihan. Yuza tersenyum dan memberikan sepotong kuenya padaku, dan memberikan dua potong pada Sakichi Ui. “Mmmm.. hahh, hahh, agak engap, tapi enak.. selai stroberinya asam dan manis… enak! Aku bisa minta sepotong lagi nggak..??”Yuza tersenyum dan memberiku lagi… Kejadian itu datang lagi hingga aku makan 5 ½ potong kue… lalu, aku menuju ke kelas, dan kulihat Iza yang baru membuka pintu, dan aku langsung berlari untuk menduluinya.. aku bisa, dan ketika kubukaaa… “HIKARI AKAI!!! IZA FUKUIMARUU!!! KENAPA KALIAN TERLAMBAT, HAHH..??!!??”seru Bu Gaini, guru IPA, dengan galak. “CEPAT BERDIRI DI DEPAN KELAS, SAMBIL MENGANGKAT SATU KAKI DAN KEDUA TANGAN MEMEGANG HIDUNG, DAN SATU KAKI YANG MENAHAN BERJINJIIIT!!”aku dan Iza menurut… iikh, keseeel!!!!!!!!!!!!!!!!! “Bu, apa penampilanku cantik.??”tanyaku. Aku memakai kimonoku, dan rambut coklat panjangku dikonde dengan konde pink dan dikasih tusuk rambut putih bercorak bunga sakura dengan anting pink besar. Aku pakai lipgloss pink berkilau dan alisku dikasih pinsil alis cokelat, dan aku pakai bedak dikit. “Sangat, sayang!! Benar, kau tak ingin ikut menonton di bioskop bersama ayah, ibu, dan Tama…??”Tanya ibu. Aku menggeleng. “Dah ibuu!”seruku sambil melambai. Diluar sudah ada Iza, Azumi dan Asuko. Aku dan Iza pun bermaafan supaya pasar malam ini menjadi menyenangkan. “Kimonomu bagus banget!!”komentar Azumi dan Asuko. Iza hanya mendesah, “lumayan,” Ketika di pasar malam, banyak mata menatapku. Aku pun bersikap semanis mungkin. “Hihi, kok kayaknya aku tuh jadi pusat perhatian, ya…??? Ahh, Asuko, kamu kan cantik, tapi kamunya aja yang miskin and kuno, nggak beli kimono baruu, jadi jelek and basi daah!! Azumi juga, padahal kan kamu lebih ‘mending’ daripada Asuko kalo kimonomu nggak dikasiin ke si ‘Furai’ atau siapa ituu!! Iza, terus terang, kimonomu tak sebagus punyaku, kan..?? sudahlah, punyamu tuh emang jelek!!”ejekku. iza, Azumi dan Asuko menunduk. “Ayo cepet, kita ikut permainan ‘tangkap ikan koi dengan jarring dari kertas’!! aku pasti menang!!”seruku. aku mentraktir mereka, dan kami pun berlomba-lomba. Aku dapat ikan koi, pertama lagiii!!! Habis itu, kami beli arum manis.. enaak. “Aku lagi kaya, jadi kutraktir!! Emnag kalian, yang gak pernah nraktiiir..??”ejekku sambil tertawa. “Kyaaa! Siluman penyobek!!”orang-orang berseru. Siluman penyobek di kotaku terkenal. Dia benci orang-orang kaya yang memiliki kimono-kimono atau harajuku bagus, dan diia membawa silet untuk membelah kimono orang-orang, tak lihat umur. Bet, bet, bett!!!!!!!!!!! Itu aja… “Huh!! Kalian semua tak awas, siih!! Makanya, waspada, dong, kayak akuu!!”seruku sombong. “Haruki… kimonomu.. robek!!”seru Asuko gemetar. Aku membalikkan badan danmelihat ek belakang. Aku dapat melihat dari bawah pinggul, kimonoku terbelah. Untung saja aku memakai celana jeans sebetis. “KYAAAAAAAAAAAAAAA!!! Kimono sutraku!!!!”aku menjerit, lalu menangis dan berlari pulang sampai ke rumah, dan menceritakan kejadian itu pada ibu yang sudah pulang karena mengkhawatirkanku. “Hikari… maaf…”muncul Iza, Asuko dan Azumi. “Maaf, untuk apa..??”tanyaku sambi terisak-isak di pangkuan Ibu. “Maaf… ya maaf,”kata Iza sambil memelukku. Asuko dan Azumi juga turut mendekapku. “Aku minta maaf, telah sombong… aku menjadi lupa dunia… maaf, maaf,”isakku. Kami semua berpelukan dan menangis….