Friend!

Friend

Ada tiga anak yang bersahabat, namanya Nabila, Salsa dan Salma. Nabila berambut hitam panjang, Salma kuning pendek dan Salsa merah marun sebahu. mereka anak yang cantik, supel, ramah, baik, pintar, lincah dan ceria. Merka punya geng, namanya 3 Birru. Sayangnya, mereka kemana-mana pasti selalu bertiga.

tiga anak yang bersahabat, namanya Nabila, Salsa dan Salma. Nabila berambut hitam panjang, Salma kuning pendek dan Salsa merah marun sebahu. mereka anak yang cantik, supel, ramah, baik, pintar, lincah dan ceria. Merka punya geng, namanya 3 Birru. Sayangnya, mereka kemana-mana pasti selalu bertiga.

 

 

Bahkan mereka punya bahasa isyarat khusus. Fatimah, teman mereka mengadukan sikap mereka ke Miss. Lidia, guru mereka.

“Ooo… gitu. makasih ya Fatimah. Nanti Miss. Bilang ke mereka.”fatimah sangat ingin berteman dengan Nabila, tapi Nabila selalu menjauh.

Di kelas, suasana sangat riuh. 3 Birru seperti biasa, sedang melingkar bertiga sambil mengobrol dan tertawa-tawa.

“Kan ayah udah pulang, terus bawa oleh-oleh pizza hut, terus, sahada, adik Asa, lagi makan pizza. Trus, katanya, ‘mah, mah, sahada sakit perut’. Terus kata mamah ‘oh, pasti pizzanya pedes. Emang mas sahada ambil pizza siapa?’ ‘pizzanya salsa’ kata sahada. ‘eh, mas ketahuan nih. Pantes aja pizzanya mbak ilang, taunya diambil mas’kata asa. Terus, ‘dut dut dut dutttt…’ ‘aaaah, sahada, ngapain??’kata salman. ‘kentut, mas!! Abisnya kepedesan sih!’ ahahahahaa!!!”cerita salsa sambil tertawa, dan nabila serta salma tertawa juga.

“Ehm ehm,”Miss Lidia duduk. Anak-anak langsung merubunginya.

“Apa sih bu?”Tanya Nabila heran. “pasti ada apa-apanya.”

“Gini lho, kata guru-guru kelas 5 itu suka malas.”kata Miss. Lidia sambil menatap anak didiknya satu persatu.

“Pasti kata Miss Titik ya? Tadi Miss Titik bilang pas pelajaran Inggris kita kok malas, cuek aja kalo Miss Titik ngejelasin…”ungkap Nabila ringan sambil menyender pada Salsa.

“Pokoknya banyak, deh. Terus, kalian ngapain aja sih biasanya?”Tanya Miss Lidia.

“Ngobrol di kelas lamaaaa banget.”kata Salma polos.

“Nah, Miss mau bilang sesuatu. Kalian nggak kompak.”

“Maksudnya….?”Tanya Naura, murid paling muda, paling pintar dan agak gemuk.

“Yaaah, Miss Lidia dengar ada geng disini,”Nabila, Salsa dan Salma tertegun.

 “Kita pasti ada sangkut pautnya nih. Uuh!!”Nabila menghela nafas.

“Miss ingin kalian nggak bertiga lagi, lebih terbuka dengan yang lain. Oke???”

“Tapi Miss, ada geng lain kok! 3 Shuriken, 2 Bubble… kok mereka ga ditegur??”Nabila bersungut-sungut.

“Miss tebak… 3 Shuriken itu Farhan, Alief, Dany, ya kan??? Terus 2 Bubble Naura sama Ratu. Sisanya Habibi sama Fatimah. Mereka diasingin sendrii. Banyangin kalau alief, dani sama habibi bikin kelompok. Farhan didiemin aja, nggak diajak ngobrol, diajak main, dikasih tau pelajaran. Enak nggak? Sedih, nggak??? Nah, bayangin kalau Salsa, salma sama fatimah bikin geng, Nabila didiemin aja. Sedih, nggak??? Nah, itu yang terjadi pada yang lainnya, dan Miss bicara pada orang yang masuk geng, terutama 3 Birru. Bayangin fatimah sama habibi, senyum sih dipajang-pajang, ketawa ditunjukkin, tapi sebenarnya hati mereka luka. Mereka memang tak menyampaikannya lewat lisan, namun mereka simpan itu semua didalam hati. Wajah mereka tersenyum, namun jiwanya menangis. Kalian semua tak merasakannya, bukan? Wajar saja.”

Wait for next story