Tak Selalu

         Kreeeek. Bunyi pintu yang dibuka itu mengagetkan seluruh murid di kelas, termasuk aku. Kelas yang tadinya riuh menjadi sepi. Mr. Kuyoshi melangkah masuk sambil menuntun seorang anak yang sangat cantik. Rambutnya kuning berkilau dan panjang, dengan sepasang mata biru langit dan kulit putih mulus. Dia memakai seragam sekolah baru yang lebih lengkap—memakai dasi—dari kami semua.

          “Inilah teman baru kalian. Namanya Melinda Fumai. Ayahnya Jepang dan Ibunya Inggris. Sungguh perpaduan yang indah, bukan? Nah, panggilannya Linda. Linda, beri salam pada teman-temanmu yang baru.”kata Mr. Kuyoshi.

          “Selamat pagi. Namaku Melinda Fumai. Aku lahir di Inggris. Sampai umur 9 aku tinggal disana. Lalu, aku pindah kesini. Ke Jepang. Aku harap aku diterima disini.”dia membungkuk.

          “Dia kelihatan bagai bidadari dari kayangan,”bisik Fuko, sahabatku.

          “Aku tahu. Gimana kalo dia duduk diantara kita? Kursi kita panjang dan mejanya pun luas.”usulku. Fuko sangat setuju.

          “Nah, kau mau duduk dimana?”Tanya Mr. Kuyoshi pada Linda.

          “Disebelahku saja!!!”teriak Fuko sambil berdiri. Anak itu tersenyum dan membungkuk sambil berterimakasih. Dia melangkah dan duduk ditengah-tengah aku dan Fuko.

          “Ms. Harumi sakit. Selama 1 jam ini kalian tidak melakukan apa-apa. Silahkan berkenalan dengan Linda.”Mr. Kuyoshi pergi keluar kelas dengan wajah sok wibawa.

          Meja Fuko dan aku langsung dikerubuti teman-teman. Mereka ngobrol dengan Linda, menyalaminya, terkagum-kagum akan kecantikannya, dan lain lain.

          Linda kelihatan susah menghadapi teman-teman. Aku dan Fuko memilih menyeretnya keluar untuk menyelamatkannya dengan alasan ke toilet. Di toilet…

          “Terimakasih! Aku pusing menghadapi teman-teman kalian… fiuh,”Linda mengibaskan rambut panjangnya. “oya, aku belum mengenal kalian.”

          “Aku Misaki Haku, Misaki, dan ini sahabatku Fuko Kirisaki.”ujarku.

          “Ooh. Ya sudah, cepat antar aku ke kantin!”seru Linda ketus. Aku sangat terkejut. Tadi dia sangat baik dan seperti bidadari, sekarang dia tampak seperti hantu perempuan yang dikelilingi api roh-roh.

          Fuko tampak kaget juga, tapi dia dapat mengatasinya.”oke… ayo ke kantin,”dia menarikku dan Linda.

          Di kantin…

          “Bu Nami, ini teman baru kami, Linda,”aku mengenalkannya pada Bu Nami, pemilik kantin yang kelihatan terpesona.

          “Anak yang sangat cantik! Kamu mau pesan apa, dear?”

          “Mmm… aku ingin pudding tak berkolestrol dan berlemak, lalu… jus apel segar. Tolong?”pintanya semanis mungkin. Bu Nami segera memberikan pesanannya.

          “Terimakasih. Berapa biayanya?”Tanya Linda sambil merogoh sakunya.

          “Satu setengah pound.”kata Bu Nami. Ya ampun, murah sekali!! Linda segera membayar dan menghabiskan makanan dan minumannya.

          “Gluk gluk…. Nah, terimakasih Bu Nami. Dah,”dia menyeretku dan Fuko entah kemana sehabis meneguk dua kali jus apelnya. Rupanya koridor.

          “Teman-temanku yang seperti alien buluk, aku jijik semeja dengan kalian. Bisakah aku semeja dengan Yanagi dan Shiro yang modern, trendi, kaya dan keren serta terkenal? Kuanggap ya.”dia melenggang pergi dengan angkuh setelah menyemburkan kata-kata itu.

          Aku dan Fuko melongo. Aku menariknya dan emnamparnya, lalu menarik Fuko dan pergi menuju kelas. Kudengar dia memekik, “oh, pipiku yang lembut, putih dan mulus, ditabrak tong sampah!! Iiiikh!!!”

          Huuuh!!!

 

 

          Di kelas, Fuko langsung memakan extrafoodingnya dan berusaha melupakan kejadian tadi dengan bercanda dengan Mari. Sementara aku ditarik Yanagi ke pojok kelas.

          “Misaki, aku bawa coklat silverqueen dua batang, sebungkus permen rasa mint untuk orang terkenal dan tiga cotton candy.”

          Hah…?? Sepertinya dia akan merayuku sesuatu. “bisa langsung ke pokok pembicaraan?”ujarku.

          “Aku akan memberikan itu semua padamu dan Fuko kalau Linda boleh duduk bersamaku dan Shiro. Aku tahu kamu begitu menginginkan permen rasa mint untuk orang terkenal itu.”

          Tanpa berpikir panjang, aku setuju. Yanagi memberikan plastic berisi barang-barang yang ia janjikan.

          Ketika mengemut permen mint itu, yang dirasakanku adalah hawa pohon pinus. Lalu, baru cairan mintnya keluar. Sungguh enak! Setelah setengahnya kubagi dengan Fuko dan emnceritakan bahwa Linda akan pindah meja dengan aku dan dia, Fuko kelihatan lebih gembira. Dia membaca buku pinjaman Ran sambil mengulum permen mint terkenal-nya.

          Aku memberitahu Linda ketika dia datang ke kelas bahwa dia dan aku tak semeja lagi. Dengan sok anggun dan sombongnya, dia mengambil tasnya dan menaruh tasnya diantara Shiro dan Yanagi.

          Esoknya…

          Yanagi berlari menuju ke arahku. Dia menenteng sebuah tas mini berwarna hijau muda. Apalagi, nih..??

          “Misaki!! Ambil kembali Linda, please! Dia berlagak seorang ratu dan menyuruhku ini-itu dan bersikap bagai dewi dari kayangan begitu bertemu orang lain! Kuberi kau Barbie terbaru, keluaran luar negri lengkap dengan lima stel pakaian, tas dan sepatu. Please?”

          Aku menggeleng yakin. Yanagi kelihatan kecewa. Wajahnya yang cantik dan putih mulus jadi muram.

          “Bilang saja ke yang lain.”maka Yanagi bilang ke tamnku yang lain.

          Esoknya, terdengar kabar Linda pindah meja. Esoknya juag iya. Lalu esoknya lagi dan seterusnya.

          Akhirnya, Linda dipindahkan ke kelas sebelah. Dia sudah mendapat teman baru yang sama-sama sombong.

          Fiuh, ternyata penampilan bisa menipu. Belum tentu paras yang cantik berisi hati yang cantik pula. Selama Linda ada, aku merasa mendapat hikmah. Makasih, Lind!

6 Komentar

  1. cantik, kan, si Linda itu..?? susah juga lho nyari gambarnya

    • sorry ya kalau kamu nggak terima karna tulisanya banyak yang salah

  2. Woow.. Cerita yang baguss…

    • thanks…. ^^=

  3. lain kali hati2 nulisnya, Bel.. banyak yang salah, tuch.. oh ya, kalo di Jepang setau aku itu mata uangnya Yen, deh? bukan Pound!

    • iya, nih, soalnya aku ngetiknya kalo hati-hati agak susah, he he…
      yaak… namanya juga cerpen. nggak harus sama, khan, sama yang aslinyaa… ^^-


Comments RSS TrackBack Identifier URI

Tinggalkan komentar