KISAH PERAMAL

                             Oleh Bella 

 

Ada seorang peramal di kota Murry bernama MAURA. Dia sangat terkenal karena ramalannya selalu tepat. Pada suatu hari…

          Seorang wanita yang sangat jelek merasa sedih karena belum ada yang meminangnya, padahal umurnya sudah hamper tiga puluh dua tahun. Dia pun datang ke tempat Maura dan mengadu.

          “Biar aku lihat bola kristalku dulu!”seru Maura di ruangan meramalnya yang mistis depandangnya lekat-lekat bola kristal hitamnya.

          “Kamu ingin jodohmu datang sesegera mungkin!!! Baiklah, aku akan membuat ramuan yang membuat dirimu cantik supaya banyak yang meminangmu!!”Maura berjalan emnuju kuali besarnya dan berkata, “MY MAGIC POT, LET’S MAKE MAGIC!”lalu dia mengambil beberapa botol ramuan yang warnanya pekat semua.

          Maura mengatakan mantra mantra yang aneh sambil menuang setengah dari isi semua botol itu. Diaduknya kualinya dengan sendok ajaibnya. Lalu, diambil sebuah gelas bbening dan diisinya dengan air dari kuali itu.

          “Minumlah air ajaib ini!!”serunya sambil menyerahkan gelas itu pada si wanita yang wajahnya pelan-pelan mulai berubah setelah meneguk habis isi gelas itu.

          “Terimakasih Maura. Aku dapat berkeliling dengan gembira habis ini.”kata wanita itu riang smabil keluar dari ruangan Maura. Keesokan harinya, Maura mendapat undangan pernikahan si wanita yang dibantunya dan seorang lelaki. Maura datang.

          Maura menjalani hidupnya seperti itu hingga umur 74 tahun. Dia mulai keriput dan capai. “sebelum aku tak ada disini lagi, aku harus mencari penggantiku dan mengajarinya!”pikir Maura. Dipilihnya seorang gadis yang gagap yang tidak memiliki orangtua dan dijauhi di kotanya dan gadis itu bernama Peg. Peg sangat ulet dalam belajar.

          Maura mulai mengajari Peg bermacam-macam hal. Peg sangat rajin belajar dan dia mencerna segala yang diajarkan Maura dengan baik.

          Maura sangat terharu melihat keuletan Peg. Dia lalu hendak memberinya reward karena keuletannya. Diberikannya sebotol ramun yang isinya berwarna hijau dan kental.

          “Ini hadiah dariku karena kamu rajin, Peg. Minumlah! Ini tentu saja tidak beracun!”perintah Maura. Peg pun meminum ramuan itu. Diteguknya perlahan-lahan karena rasanya pahit dan kental seperti ingus. Lalu, dia bergumam,

          “Tuanku Maura, kalau boleh saya berkomentar, ramuan tadi rasanya menjijikkan.”lalu dia tersentak. Maura tersenyum.

          “A.. aku tidak gagap lagi!! Oh tuanku Maura, anda sangatlah baik!!”dia pun memeluk Maura. Maura sangat senang karena Peg juag senang. Kini, Peg tak dijauhi oleh warga lagi.

          Tiga hari setelah kejadian itu, Maura meninggal. Peg yang pertama melihatnay langsung bercucuran air mata, lalu dipanggilnya warga sekitar. Warga segera memandikannya, mengkafaninya dan menguburnya. Semua warga, termausk Peg dirundung kesedihan karena selama ini Maura sangat baik, ramah dan mau meramal secara gratis.

          Peg kini menjadi peramal yang terkenal. Seperti Maura. Dan dia selalu mengenang Maura agar tidak memberi harga saat meramal dan untuk membuatnya selalu berjuang demi Maura.

1 Komentar

  1. Aduh, kasihan si Maura.. hiks.. Tp mudah2-an si Peg jd peramal yg lebih baik dari Maura, ya..


Comments RSS TrackBack Identifier URI

Tinggalkan komentar